Kegunaan militer dalam menanggulangi krisis kemanusiaan sering kali menjadi topik yang kontroversial. Namun, tidak bisa dipungkiri bahwa kehadiran militer dapat memberikan kontribusi yang signifikan dalam situasi-situasi krisis yang mengancam keselamatan manusia.
Menurut Profesor Michael Clarke, seorang pakar keamanan internasional, “Dalam beberapa kasus, kehadiran militer dapat menjadi solusi tercepat dalam menanggulangi krisis kemanusiaan yang membutuhkan respons cepat dan tegas.” Hal ini terbukti dalam berbagai misi kemanusiaan yang melibatkan kehadiran militer, seperti misi penjaga perdamaian PBB di berbagai negara konflik.
Pentingnya kehadiran militer dalam menanggulangi krisis kemanusiaan juga diakui oleh Kepala Staf Angkatan Bersenjata Jenderal Gatot Nurmantyo, yang menyatakan bahwa “Tugas utama militer adalah melindungi rakyat dan memberikan bantuan dalam situasi darurat, termasuk krisis kemanusiaan.” Dalam konteks ini, militer memiliki peran penting dalam memberikan bantuan logistik, medis, dan keamanan bagi korban krisis kemanusiaan.
Namun, kehadiran militer dalam situasi krisis kemanusiaan juga perlu diimbangi dengan pendekatan yang humaniter dan mengutamakan prinsip-prinsip HAM. Menurut Dr. Sarah Sewall, mantan Wakil Menteri Pertahanan AS untuk Keamanan Peradaban, “Militer harus bekerja sama dengan organisasi kemanusiaan dan sipil dalam menanggulangi krisis kemanusiaan, serta mengutamakan perlindungan terhadap warga sipil yang rentan.”
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa kegunaan militer dalam menanggulangi krisis kemanusiaan memang sangat penting, namun harus diiringi dengan pendekatan yang humaniter dan mengutamakan kepentingan kemanusiaan. Kerja sama antara militer, organisasi kemanusiaan, dan pemerintah sangat diperlukan untuk memberikan respons yang efektif dalam situasi krisis yang mengancam keselamatan manusia.